Atraksi Adu Tendang Dari Tanah Toraja
Komhukum (Jakarta) - Toraja dikenal sebagai kota dengan hamparan tanah pertanian yang mempesonakan para pengunjungnya.
Di antara hamparan persawahan hijau yang indah, warga Torajo pun menampilkan berbagai atraksi budaya yang atraktif. Salah satunya adalah 'Sisemba’ atau To Sisemba’.
'Sisemba’ atau To Sisemba' adalah salah satu atraksi budaya yang cukup menarik di Toraja, provinsi Sulawesi Selatan. Ini merupakan atraksi adu tendang kaki yang dilakukan oleh kaum pria.
(Tanah Toraja Yang Hijau)
Atrakasi sisemba’ biasanya dilaksanakan dalam upacara Rambu Solo’ (kematian). Sebelum acara dimulai, biasanya warga dibagi ke dalam dua kelompok. Selanjutnya kedua kelompok ini saling berhadap-hadapan, dan entah siapa yang memulai keduanya pun saling menerjang dengan tendangan.
Kedua belah pihak saling menyerang untuk melumpuhkan lawan dengan menggunakan kaki. Peserta yang jatuh dianggap kalah dan tidak diperbolehkan lagi ikut menendang.
Untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar, umumnya mereka tampil berpasangan. Dua orang berpegangan tangan, lalu secara bergantian menerjang lawan dengan tendangan.
Kedua belah pihak saling menyerang untuk melumpuhkan lawan dengan menggunakan kaki. Peserta yang jatuh dianggap kalah dan tidak diperbolehkan lagi ikut menendang.
Untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar, umumnya mereka tampil berpasangan. Dua orang berpegangan tangan, lalu secara bergantian menerjang lawan dengan tendangan.
(Upacara Rambu Solo)
Teriakan-teriakan khas Toraja dari para peserta serta sorak-sorai dari para penonton membuat adu tendang ini semakin seru dan ramai. Bahkan kadang tak lagi jelas mana kawan dan mana lawan. Yang penting ada “korban” yang bisa dikasih tendangan.
Meskipun sisemba’ dianggap warga sebagai sebuah permainan saja, tetapi aksi mereka sungguh tidak main-main. Dengan penuh semangat mereka mengerahkan kekuatan untuk bisa melumpuhkan lawan. Syaratnya, hanya boleh menggunakan kaki.
Meskipun sisemba’ dianggap warga sebagai sebuah permainan saja, tetapi aksi mereka sungguh tidak main-main. Dengan penuh semangat mereka mengerahkan kekuatan untuk bisa melumpuhkan lawan. Syaratnya, hanya boleh menggunakan kaki.
(Aksi Saat Sisemba)
Dan meskipun atraksi ini terlihat keras dan menyakitkan, tapi tak seorang pun boleh menuntut atau mengajukan keberatan. Bukan berarti diperbolehkan melukai atau mencelakakan lawan.
Dalam kenyataannya, masyarakat punya kearifan lokal sendiri untuk mengendalikan diri dan mengontrol tendangannya agar tidak membahayakan keselamatan pihak lawan. (K-5/el)
Dalam kenyataannya, masyarakat punya kearifan lokal sendiri untuk mengendalikan diri dan mengontrol tendangannya agar tidak membahayakan keselamatan pihak lawan. (K-5/el)
0 komentar:
Posting Komentar