Minggu, 16 September 2012

Ja'i : Tarian Tradisional Yang Tetap Eksis di Tiap Zaman

Komhukum (Jakarta) - Pesona budaya dan alam merupakan geliat tradisional yang masih terjaga apik di Ngada , Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur. 


Pesona alam yang berkharakter tradisional terpampang indah ketika kita menyusuri perkampungan-perkampungan di wilayah ini yang dikelilingi dengan batuan-batuan megalith yang tak pernah lekang dimakan usia. Sesekali dendangan lagu-lagu daerah berkumandang syhandu dari mulut-mulut para penghuni daerah penghasil utama kopi arabika ini. 

Ya, Ngada itulah nama yang sulit untuk dilupakan karena alam yang mempesona, budaya yang menawan dan kearifan lokal yang terus dijaga. Di antara pentasan-pentasan yang sudah bertahun-tahun dijaga ini, tari ja'i adalah yang memikat perhatian di kala saya menginjak di kota yang sering disebut kota dingin ini. Tari Ja'i adalah tari massal yang berasal dari kabupaten Ngada, NTT. 

Ja’i adalah salah satu tarian asal Ngada, Flores. Ngada adalah kabupaten yang terletak di Flores bagian tengah dengan Bajawa sebagai ibukotanya. Penampilan tarian Ja'i yang asli sebenarnya diiringi dengan tiga buah gendang besar dan gong dimainkan dengan merdu. 

Para penari, khususnya penari pria, lengkap membawa pedang. Mereka pun ibarat pasukan Romawi yang baru pulang dari medan laga dengan rona kemenangan dan berlenggok-lenggok mengikuti irama musik yang ditabuh. Tari Ja’i dulu diiringi suara dari Gong-Gendang, namun seiring berjalannya waktu musik pop yang telah dikombinasikan dengan musik daerah menjadikan tarian Ja’i semakin menarik. 

Musik untuk tarian Ja’i atau sering disebut Lagu Ja’i akan membosankan kalau hanya didengarkan. Menikmati musik jenis ini harus dengan gerakan Ja’i. Lagu-lagu Ja’i bertempo cepat dan terdengar lantang dari awal hingga akhir. Di sinilah bedanya tarian Ja’i. 

Tarian Ja’i yang sederhana dan kini menjadi terkenal di NTT bukan hanya sebuah tarian yang memeriahkan sebuah pesta, Ja’i merupakan simbol kebersamaan dan kegembiraan. Dulu Ja’i biasanya ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan dan pada saat upacara adat. Namun kali ini tarian telah populer di provinsi NTT. 

Bahkan Ja’i sudah menjadi tarian wajib saat pesta. Tanpa Ja’i pesta terasa tak lengkap. Formasi Ja’i mirip barisan tentara. Jumlah dan panjang barisan bisa disesuaikan dengan kondisi ruangan. Orang yang berada di barisan paling depan biasanya jadi pemimpin, yang lain tinggal mengikutinya saja. Gerak dan irama kaki tarian Ja’i sebenarnya sangat sederhana. Gerak maju berupa langkah kaki yang tidak utuh, berputar setengah lingkaran di tempat sambil merentangkan tangan kemudian berjalan maju lagi dengan gerakan kaki setengah pincang.
Seiring makin terkenalnya tarian Ja’i, versi baru tarian Ja’i pun bermunculan. Tarian Ja’i dimodifikasi hingga menjadi lebih menarik, meski gerak dasarnya tetap. Tarian jai sendiri sebenarnya sudah mendunia. Hal ini terbukti dengan tampilnya tari Ja’i dalam dalam Host Partner Country for Vakantiebeurs 2010 di Kota Utrecht, Belanda, 11-7 Januari 2010. 

Pameran pariwisata terbesar di Belanda ini diikuti 160 negara. Di arena pameran dengan tajuk "Meet the Locals", tari Ja’i mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat sekitar. Untuk publik NTT, mungkin tak asing lagi dengan tari Ja'i. Nyaris pada setiap kesempatan, tari Ja'i selalu menjadi suguhan pembuka atau penutup sebuah acara. Tarian yang cukup sederhana namun unik itu belakangan mulai digandrungi di seantero NTT. 
Tak hanya di tempat asalnya, Kabupaten Ngada. Bahkan, pada beberapa momen tingkat nasional, tari Ja'i selalu dipentaskan. Untuk pertama kalinya tari Ja'i dilombakan di tingkat nasional bersaing dengan tarian-tarian dari 32 provinsi lainnya. Dengan sedikit modifikasi, tari Ja'i pun berhasil meraih predikat terbaik. Tak ayal, prestasi ini semakin menegaskan begitu fenomenalnya tarian adat asal Ngada ini. (K-5/el)

0 komentar:

Posting Komentar