Senin, 27 Agustus 2012

Sejarah Lontong Balap Jawa Timur Yang Menggoda Selera

Komhukum (Jakarta) - Dulu sewaktu kecil saya pikir setelah menyantap sebuah hidangan khas jawa Timur yang bernama Lontong Balap, saya bakalan bisa berlari kencang. Kenyataannya saya malah malas berjalan karena kekenyangan. Sepenggal ingatan masa lalu itu menggelitik saya tentang hidangan lontong Balap. 

Sebenarnya apa itu Lontong Balap dan kenapa bisa dinamai Lontong Balap? Lontong balap adalah makanan khas Jawa Timur, khususnya kota Surabaya. Makanan ini komponen utamanya terdiri dari lontong, taoge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap, dan sambal.

Lontong balap penyajiannya terdiri dari irisan lontong yang di atasnya ditumpangi lagi dengan irisan tahu dan remasan beberapa lentho (campuran kedelai, bawang putih, kencur, cabai rawit, garam, dan putih telur), kemudian di atasnya ditumpangi lagi dengan kecambah setengah matang yang porsinya disesuaikan dengan permintaan si pemesan. Terakhir hidangan ini diguyur dengan kuah daging yang kental. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu beberapa tusuk sate kerang. Kurang pedas dan gurih? Tambahkan saja sambal dan kecap manis! Sejarah nama Lontong Balap dari mana ya? 
Menurut cerita dahulu Lontong Balap masih dijual dalam kemaron besar yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, yang berat dan dipikul keliling kota. Kemaron besar yaitu wadah terbuat dari tanah liat (dibakar menjadi warna merah bata). Karena bobot kemaron yang berat, sekarang tempat ini diganti dengan panci yang terbuat dari logam. Untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar, dulunya para pedagang Lontong Balap ini harus berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo, dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berlomba sesama penjual (singkat katanya para pedagang ini balapan), dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong Balap. 

Penjual lontong balap pada zaman dulu didominasi oleh penjual dari Kampung Kutisari dan Kendangsari yang sekarang menjadi wilayah Surabaya Selatan. Dari Kutisari-lah makanan Lontong Balap berasal. Kampung Kutisari dan Kendangsari, pada kenyataannya, keduanya sama-sama berjarak lebih kurang 5 km dari Pasar Wonokromo. 

Karena Lontong Balap dikenal luas oleh masyarakat dari Pasar Wonokromo makanya banyak yang menyebut hidangan ini dengan Lontong Balap Wonokromo. Nah perkara Lontong Balap mana yang menurut anda paling enak, silakan cicipi sendiri hidangan ini di seantero penjuru kota Surabaya. Perkara lidah, semua punya penilaian sendiri. Selamat menikmati! (K-5/el)

0 komentar:

Posting Komentar