Konsistensi Industri Kretek Bina Generasi Muda
Komhukum (Jakarta) - Ada yang berbeda dari perjalanan industri kretek yang berlangsung sejak awal abad ke-19 lalu. Keberbedaan dengan perusahaan lain di luar industri kretek, apalagi dengan perusahaan asing, itu terlihat dari komitmen dan sumbangsih kepada masyarakat dan bangsa.
Dalam sebuah diskusi kecil dengan para aktivis di Kabupaten Kudus, keunikan industri kretek itu meliputi beberapa hal.
Pertama, tidak merusak lingkungan. Tidak proses eksploitatif yang dilakukan dalam industri ini. Bahkan, lingkungan pertanian (khususnya tembakau) sangat diuntungkan karena menjadi mitra dalam penyediaan bahan baku.
Kedua, pelestarian lingkungan. tidak sekadar tidak melakukan eksploitasi terhadap lingkungan, beberapa perusahaan rokok kretek bahkan sangat konsisten membantu pelestarian lingkungan dengan penanaman pohon di sepanjang jalan dan bekerja sama dengan berbagai pihak menghijaukan kembali lahan kritis.
Ketiga, tanggap bencana. Beberapa perusahaan rokok kretek seperti PT. Djarum dan PT. Gudang Garam merupakan perusahaan yang peduli terhadap masyarakat, khususnya saat terjadi bencana alam. Dua perusahaan tak pernah ketinggalan bahkan termasuk yang pertama memberikan bantuan.
Kepedulian PT. Djarum dan PT. Gudang Garam, disadari atau tidak adalah karena mereka merupakan bagian dari Negara ini. Sehingga ketika ada sakit dirasakan oleh saudara sebangsanya, maka akan ikut prihatin dan segera. Kondisi seperti ini tentu berbeda jika sebuah perusahaan, walaupun secara posisi berada di Indonesia, namun secara kepemilikan adalah milik orang asing.
Tak Ada Konflik
Karena sifat industri kretek yang tidak eksploitatif (tidak merusak lingkungan) dan peduli terhadap sosialnya, maka kehadiran pabrik rokok pun cenderung tidak pernah menuai konflik. Apalagi selain kesejahteraan, jaminan kesehatan juga diberikan kepada para karyawan (buruh)-nya.
Penerimaan berbeda oleh masyarakat dialami perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi alam.
Kerusakan lingkungan akibat pertambangan, misalnya, sangat terlihat di Pulau Kalimantan. Pengerukan batu bara dituding sebagai perusak utama. Kondisi itu akhirnya memicu mahasiswa dan pelajar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melakukan aksi protes (demonstrasi) dan meminta moratorium pertambangan harus segera dilakukan pemerintah.
Kondisi hutan Sumatera yang rusak parah menjadi sorotan mahasiswa di Palembang, Sumatera Selatan, sehingga dalam lima tahun terakhir, Palembang selalu diterjang banjir. Di Sumatra Selatan yang kondisi hutannya memprihatinkan, juga mendapatkan sorotan tajam.
Berdasarkan laporan Wahan Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dari total 3,7 juta hektare lahan hutan, hanya sekitar 800 hektare hutan yang masih sehat.
Dan yang jamak dibicarakan khalayak, yaitu Freeport. Firman Yursak, Koordinator Forum Komunikasi Alumni Pelajar Papua di Jakarta, dalam sebuah tulisannya (Kompasiana, 25 Maret 2012) menulis, bahwa perusahaan tambang ini sebenarnya sudah diperingatkan Kementerian Lingkungan RI pada 1997.
Peringatan keras dikeluarkan kementerian, karena Freeport dinilai melanggar UU Lingkungan Hidup RI. Penyebabnya, limbah perusahan Freeport berkisar 6 miliar ton masuk ke sungai dan mengancam wetlands dekat Lorentz National Park—a pristine rain forest standar PBB. Berbagai konflik yang terjadi di sini, juga menjadi perhatian banyak pihak. Sekitar 160 orang tewas dibunuh pada periode 1975 hingga 1997 di zona Freeport dan sekitarnya.
Bina Generasi
Sebagai perusahaan milik putra bangsa, perusahaan kretek seperti PT. Djarum dan PT. Gudang Garam secara sadar telah menyisihkan sebagian pendapatannya untuk berbagai kegiatan sosial, lingkungan, kesehatan, olahraga, dan pendidikan.
Pos keuangan untuk berbagai kegiatan sosial tersebut, telah dirancang sedemikian rupa, sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan.
Namun dari ragam kegiatan dan sekian dana yang disiapkan untuk kegiatan sosial, program beasiswa pendidikan oleh PT. Djarum dan PT. Gudang Garam menjadi satu hal menarik yang perlu dicermati.
Pertama, krisis nilai. Kita semua tentu sudah mafhum, betapa Indonesia saat ini sudah mengalami krisis nilai yang demikian hebat. Korupsi sudah menjadi pemberitaan yang bias dibaca atau dilihat di media massa setiap hari. Pengertian sederhana yang bisa ditangkap, betapa rasa malu melakukan tindakan tidak terpuji, sudah begitu diabaikan oleh sebagian masyarakat kita.
Kedua, pembinaan karakter. Institusi pendidikan merupakan tempat yang paling efektif internalisasi nilai-nilai karakter sejak dini. Harapannya, tumbuh generasi yang lebih baik dan memegang nilai-nilai moral, karakter, sehingga berdampak positif bagi perbaikan bangsa ini di masa depan.
Ketiga, bekal kepemimpinan. Yang menjadi catatan selanjutnya, khususnya yang dilakukan PT. Djarum dalam program beasiswa yang diberikan kepada para mahasiswa di Indonesia, bahwa perusahaan ini tidak sekadar memberikan uang bulanan kepada para mahasiswa berprestasi itu.
Di luar uang (beasiswa) bulanan yang diberikan, penerima beasiswa Djarum juga dibekali dengan berbagai pelatihan yang sangat bermanfaat dalam pengembangan diri dan kepribadiannya.
Program pelatihan soft skills yang diberikan antara lain kegiatan nation building, character building, leadership development, competition challenges, international exposure, dan community empowerment.
Dengan berbagai pelatihan yang diberikan itu, para mahasiswa penerima beasiswa Djarum diharapkan kelak bisa menjadi manusia Indonesia yang disiplin, mandiri, dan berwawasan masa depan sebagai calon pemimpin bangsa.
Terobosan pembinaan generasi muda oleh program beasiswa Djarum ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan rokok kretek lain yang memiliki program beasiswa serupa.
Akhirnya, konsistensi perusahaan rokok kretek milik putra bangsa, selayaknya mendapatkan apresiasi positif dari berbagai kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat luas.
Sebab, tidak hanya kontribusi dari cukai dan pajaknya yang besar bagi pemerintah, komitmennya berpartisipasi menyiapkan generasi bangsa yang mandiri, berwawasan luar, berkarakter, dan mandiri melalui program beasiswa yang diberikan kepada pelajar dan mahasiswa, adalah kerja besar bagi lahirnya kader pemimpin bangsa yang memiliki integritas.
0 komentar:
Posting Komentar