Nuansa Budaya Dari Kampung Tarung Sumba Barat
Komhukum (Sumba) - Perjalanan menyusuri pulau Sumba selalu meninggalkan kisah yang tidak habis untuk dituturkan.
Pesona alam sabana yang naturalis dan hamparan pantai yang indah dan masih perawan menjadikan Pulau yang berada di provinsi Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menjadi tareget para wisatawan.
Namun walaupun demikian, Sumba yang merupakan salah satu pulau yang terbesar besar di provinsi ini selain Pulau Flores dan Pulau Timor tidak hanya menampilkan panorama alam saja.
Di sana masih begitu banyak tradisi dan kearifan budaya yang tetapi dipelihara hingga kini. Begitu pun dengan pesona wisata yang ada di Sumba Barat.
Pesona alam sabana yang naturalis dan hamparan pantai yang indah dan masih perawan menjadikan Pulau yang berada di provinsi Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menjadi tareget para wisatawan.
Namun walaupun demikian, Sumba yang merupakan salah satu pulau yang terbesar besar di provinsi ini selain Pulau Flores dan Pulau Timor tidak hanya menampilkan panorama alam saja.
Di sana masih begitu banyak tradisi dan kearifan budaya yang tetapi dipelihara hingga kini. Begitu pun dengan pesona wisata yang ada di Sumba Barat.
(Kampung Tarung)
Sumba Barat adalah sebuah kabupaten yang memiliki beragam daya tarik wisata. Salah satu daya tarik wisata dan keunikannya adalah mengunjungi perkampungan adat, di mana kita dapat melihat Rumah Adat Sumba yang berada di Kampung Tarung yang terletak di tengah Kota Waikabubak.
Untuk dapat sampai ke Kampung Tarung maka jarak yang di tempuh dari Bandara Udara Tambolaka di Waikabubak, Sumba Barat sekitar kurang lebih 1 jam dengan menempuh perjalanan 40 s/d 50 Km. Untuk dapat sampai ke sana, kita dapat naik kendaraan umum dengan membayar Rp. 7.500 atau taksi sebesar Rp. 40.000. Kita akan melintasi jalan menanjak berbatu – batu yang sangat terjal menuju ke Kampung Tarung.
Memasuki Kampung Tarung tersebut, kita akan melihat suatu keistimewaan, yaitu letaknya dikelilingi oleh kampung - kampung adat yang berada di atas bukit, suatu pemandangan yang tidak biasa, di antara berderet-deret rumah tembok dengan atap seng, tersembul menara-menara dengan bahan alang-alang dari atap rumah-rumah tradisional kampung adat, yang diselimuti rimbunnya pohon di sekitar lereng perbukitan.
Untuk dapat sampai ke Kampung Tarung maka jarak yang di tempuh dari Bandara Udara Tambolaka di Waikabubak, Sumba Barat sekitar kurang lebih 1 jam dengan menempuh perjalanan 40 s/d 50 Km. Untuk dapat sampai ke sana, kita dapat naik kendaraan umum dengan membayar Rp. 7.500 atau taksi sebesar Rp. 40.000. Kita akan melintasi jalan menanjak berbatu – batu yang sangat terjal menuju ke Kampung Tarung.
Memasuki Kampung Tarung tersebut, kita akan melihat suatu keistimewaan, yaitu letaknya dikelilingi oleh kampung - kampung adat yang berada di atas bukit, suatu pemandangan yang tidak biasa, di antara berderet-deret rumah tembok dengan atap seng, tersembul menara-menara dengan bahan alang-alang dari atap rumah-rumah tradisional kampung adat, yang diselimuti rimbunnya pohon di sekitar lereng perbukitan.
(Benda-benda Pusaka Dalam rumah Adat Tarung)
Tata letak desa ini terdiri dari rumah-rumah (uma) yang memanjang dengan struktur segi empat, di atas panggung yang ditopang tonggak-tonggak kayu. Umumnya rumah adat dibangun dengan kerangka utama tiang turus (kambaniru ludungu) sebanyak 4 batang, dan 36 batang tiang (kambaniru) berupa struktur portal dengan sambungan pen umumnya memakai kayu mosa, kayu delomera, dan kayu masela.
Sedang sambungan atap memakai ikatan baik dengan usuk maupun penutup atap dari ilalang (Imperata cylindrica).
Pada saat kita masuk ke dalam Rumah adat ini, maka akan terlihat tiga bagian yang terdiri : Pertama, Toko Uma (bagian atap) berbentuk kerucut seperti menara dari ilalang biasa digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka Marapu dan pada beberapa rumah ada yang digunakan untuk menyimpan hasil panen.
Sedang sambungan atap memakai ikatan baik dengan usuk maupun penutup atap dari ilalang (Imperata cylindrica).
Pada saat kita masuk ke dalam Rumah adat ini, maka akan terlihat tiga bagian yang terdiri : Pertama, Toko Uma (bagian atap) berbentuk kerucut seperti menara dari ilalang biasa digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka Marapu dan pada beberapa rumah ada yang digunakan untuk menyimpan hasil panen.
(Aktivitas tenun Wanita di Kampung Tarung)
Kedua, Bei Uma (ruang hunian) Ruang-ruang ini tidak menyentuh tanah. Pada ruang dalam dulu dibedakan ruang akses utntuk pria dan wanita. Ruang hunian berlantai bambu, dengan beranda luas atau teras pada sisi depan atau sampingnya disebut juga bangga tempat bermusyawah para pria.
Ketiga, Kali Kabunga (kolong rumah) digunakan sebagai kandang ternak, seperti kambing, babi, bahkan kuda, atau kerbau.
Renggutlah nuansa budaya di Sumba Barat! (K-5/el)
Ketiga, Kali Kabunga (kolong rumah) digunakan sebagai kandang ternak, seperti kambing, babi, bahkan kuda, atau kerbau.
Renggutlah nuansa budaya di Sumba Barat! (K-5/el)
0 komentar:
Posting Komentar