Merajut Sahabat Dari Nikmatnya Kue Tradisional Alor
Komhukum (Kupang) - Setiap daerah pasti memiliki ciri khasnya sendiri termasuk kue tradisionalnya. Sebut saja di Sumatera Utara ada Kue Lapet, Sagon dan Bika Ambon. Di Solo ada Serabi, Apem dan Getuk lindri, Jogja memiliki Bakphia Pathok yang sangat terkenal. Di Manado ada Baghea. Demikian juga di Alor NTT ada Hanoa dan Samole.
Alor yang terkenal dengan keindahan naturalis dari perkampungan budaya Takpala yang telah mendunia ternyata menyimpan dua penganan yang khas dari daerah dengan berbagai keindahan dan hasil laut ini.
Dua makanan khas tradisional ini akan mudah ditemukan saat kaki menginjak sebuah daerah di wilayah Alor yang bernama kampung Eibiki Kecamatan Mataru Selatan, Alor , Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kehidupan perkampungan yang ramah dengan alam dan saapan masyarakat yang bersahabat dapat terpotret saat mereka menyuguhkan penganan ini kepada para tamu. Hanoa, Samole ditemani Teh hangat dan kripik pisang.
Kehidupan perkampungan yang ramah dengan alam dan saapan masyarakat yang bersahabat dapat terpotret saat mereka menyuguhkan penganan ini kepada para tamu. Hanoa, Samole ditemani Teh hangat dan kripik pisang.
Hanoa adalah kue tradisional yang sekilas terlihat seperti kue Pancong. Sedangkan Samole terlihat seperti Dadar Enten. Kedua Penganan ini terbuat dari Tepung Singkong. Masyarakat setempat menyebutnya Gaplek.
Proses pembuatan Gaplek adalah dengan menjemur singkong yang telah dikupas dan dibersihkan sebelumnya. Kemudian Singkong tersebut ditumbuk kemudian dianyak.
Selanjutnya dibuatlah adonan kue dengan mencampurkan tepung singkong tadi dengan kelapa parut, gula pasir, gula merah. Adonan tersebut di tuangkan dalam cetakan yang kemudian dibakar di bara api bukan di atas kompor. Kayu bakar yang biasa dipakai warga adalah kayu putih dan kayu kosambi sebab apinya dapat bertahan lama.
Hanoa dan Samole seperti sepasang kue yang selalu dihidangkan bersama. Rasanya sangat lezat sekali menikmati penganan ini sambil diterpa sepoi-sepoi angin laut dan hangatnya masyarakat Eibiki.
Proses pembuatan Gaplek adalah dengan menjemur singkong yang telah dikupas dan dibersihkan sebelumnya. Kemudian Singkong tersebut ditumbuk kemudian dianyak.
Selanjutnya dibuatlah adonan kue dengan mencampurkan tepung singkong tadi dengan kelapa parut, gula pasir, gula merah. Adonan tersebut di tuangkan dalam cetakan yang kemudian dibakar di bara api bukan di atas kompor. Kayu bakar yang biasa dipakai warga adalah kayu putih dan kayu kosambi sebab apinya dapat bertahan lama.
Hanoa dan Samole seperti sepasang kue yang selalu dihidangkan bersama. Rasanya sangat lezat sekali menikmati penganan ini sambil diterpa sepoi-sepoi angin laut dan hangatnya masyarakat Eibiki.
Meskipun kurang terdengar, Namun Hanoa dan Samole menambah semarak perbendaharaan kue tradisional Indonesia. (K-5/el)
0 komentar:
Posting Komentar