Menyantap Fugu Sashimi Yang Super Lezat Dan Mematikan
Komhukum (Jakarta) - Sejenak menjejakan kaki di kota Tokyo, pulau utama Jepang, saya langsung bergegas mencari transport ke kawasan Ginza.
Ginza sendiri merupakan salah satu pusat perbelanjaan di kota Tokyo yang populer sampai ke seluruh dunia. Tunggu dulu...maksud saya bergegas tadi adalah untuk mencari makan karena perut saya keroncongan setelah terbang selama sekitar 6 jam dari Jakarta.
Waktu setempat menunjukan pukul 10.50 pagi, artinya sudah mendekati jam makan siang nih. Terpikir di benak saya untuk menu makan siang dengan menu Fugu Sashimi.
Ikan Fugu atau ikan buntel dalam bahasa Indonesia adalah salah satu hidangan eksotis khas Jepang dan salah satu hidangan paling mematikan di dunia!
Wajar kalau harganya mahal, untuk 1 set Fugu Sashimi kalau dikurs ke rupiah harganya sekitar Rp. 900.000. 1 setnya terdiri atas 60 irisan tipis ikan Fugu, nasi dan kuah shoyu.
Dengan langkah pasti saya memasuki salah satu kedai makan penyaji ikan Fugu. Di pintu masuk kedai ini terdapat sertifikat yang menandakan bahwa chef/koki di restoran ini qualified dan memiliki izin untuk menyajikan hidangan ikan Fugu.
Setelah duduk di minibar dan memesan Fugu Sashimi, saya sejenak beristirahat menunggu hidangan disiapkan sembari minum ocha (teh hijau). Dalam daftar menu ternyata ikan Fugu dapat dimasak dalam berbagai macam olahan semisal: Fugu Karage (daging ikan fugu digoreng kering), Fugu Shabu-shabu (irisan daging ikan fugu direbus dalam kaldu sayuran), dan Fugu Sashimi (irisan mentah daging ikan Fugu disajikan dengan kuah shoyu, kecap sushi dan wasabi) yang populer tentunya.
Ada juga salad yang terbuat dari campuran kulit mentah ikan fugu dan sayuran. Kandungan kolagen pada kulit ikan buntel sangat tinggi dan baik untuk kecantikan.
Di meja tempat saya duduk pun terdapat penjelasan perihal bagian-bagian mana dari ikan Fugu yang tidak boleh disantap. Bagian hati, mata, indung telur, serta kulit dan darahnya mengandung tetrodotoxin, sejenis racun yang menyerang sistem saraf manusia.
Orang yang menyantap bagian-bagian tersebut dari ikan Fugu dapat sesak nafas, jatuh pingsan, dan meninggal dalam waktu 24 jam bila tidak ditangani langsung. Penawar racunnya sampai saat ini belum ditemukan, padahal racun dari seekor ikan buntel ini dapat membunuh puluhan orang.
Setelah sekitar 45 menit menunggu, datanglah pesanan saya. Sepiring besar berisi irisan mentah daging ikan Fugu (sekitar 60 iris) dengan garnish berupa irisan jahe dan daun bawang di tengahnya, sementara nasi dan kuah soyu dihidangkan terpisah.
Sebelum menyantapnya saya berdoa dulu, dalam hati saya berkata jangan sampai mati konyol gara-gara menyantap seporsi ikan mentah.
Saatnya makan! Dengan menggunakan sumpit, saya mengambil seiris daging ikan buntel ini, mencelupkannya ke dalam kecap sushi dan wasabi. Sesaat setelah potongan pertama masuk mulut...hhmmm, rasanya sangat lembut dan gurih dengan sedikit rasa pedas wasabi.
Potongan demi potongan saya kunyah bercampur dengan nasi dan kuah shoyu di dalam mulut...amboii nikmatnya! Berhubung lezat dan mahal, saya menyantapnya perlahan saja tapi dinikmati pastinya!
Sehabisnya hidangan ini saya bersyukur sekali lagi kepadaNYA karena perut saya sudah kenyang, selera makan saya terpuaskan, dan yang paling penting...saya masih hidup! (K-5/Iyo)
Di meja tempat saya duduk pun terdapat penjelasan perihal bagian-bagian mana dari ikan Fugu yang tidak boleh disantap. Bagian hati, mata, indung telur, serta kulit dan darahnya mengandung tetrodotoxin, sejenis racun yang menyerang sistem saraf manusia.
Orang yang menyantap bagian-bagian tersebut dari ikan Fugu dapat sesak nafas, jatuh pingsan, dan meninggal dalam waktu 24 jam bila tidak ditangani langsung. Penawar racunnya sampai saat ini belum ditemukan, padahal racun dari seekor ikan buntel ini dapat membunuh puluhan orang.
Setelah sekitar 45 menit menunggu, datanglah pesanan saya. Sepiring besar berisi irisan mentah daging ikan Fugu (sekitar 60 iris) dengan garnish berupa irisan jahe dan daun bawang di tengahnya, sementara nasi dan kuah soyu dihidangkan terpisah.
Sebelum menyantapnya saya berdoa dulu, dalam hati saya berkata jangan sampai mati konyol gara-gara menyantap seporsi ikan mentah.
Saatnya makan! Dengan menggunakan sumpit, saya mengambil seiris daging ikan buntel ini, mencelupkannya ke dalam kecap sushi dan wasabi. Sesaat setelah potongan pertama masuk mulut...hhmmm, rasanya sangat lembut dan gurih dengan sedikit rasa pedas wasabi.
Potongan demi potongan saya kunyah bercampur dengan nasi dan kuah shoyu di dalam mulut...amboii nikmatnya! Berhubung lezat dan mahal, saya menyantapnya perlahan saja tapi dinikmati pastinya!
Sehabisnya hidangan ini saya bersyukur sekali lagi kepadaNYA karena perut saya sudah kenyang, selera makan saya terpuaskan, dan yang paling penting...saya masih hidup! (K-5/Iyo)
0 komentar:
Posting Komentar